Selasa, 19 November 2013

SHOT SIZE/Type of Shot
  • Shot size/type of shot atau ukuran shot adalah besar kecilnya subjek dalam sebuah frame.
  • Masing-masing ukuran shot memiliki makna yang berbeda-beda ketika diimplementasikan pada pengambilan sebuah gambar/shooting.
Proxemics
Proxemics berasal dari kata proximity yang mengacu pada jarak antara subject dan kamera, biasanya memiliki tiga posisi dasar yaitu long shot, medium shoot, close up dan extreme close up. Tetapi ada posisi alternatif yang tampak dan bisa dilaksanakan sebagai variasi dari tiga posisi dasar tadi.
Type of shot itu terdiri atas :
  • ECU : Extreme Close Up (detail shot)
  • VCU : Very Close Up (shot wajah) dari atas kepala sampai dagu
  • BCU : Big Close Up (tight CU, full kepala), wajah memenuhi layar
  • CU : Close Up, dari keapala sampai pundak
  • MCU : Medium Close Up,
  • Knee, 3/4Shot :
  • MLS : Medium Long Shot
  • LS : Long Shot
  • ELS : Extra Long Shot (extereme LS, XLS)
Extreme Close up (ECU)
  • Extreme close up banyak digunakan pada pembuatan video klip, pada pengambilan gambar ini kekuatan dan ketajaman hanya fokus pada satu obyek misalnya dapat dilakukan extreme close up pada hidung, mata, atau alis saja. Pada pengambilan gambar ini, depth of field akan sangat sulit didapatkan karena kedekatan jarak objek dengan kamera.
  • Seringkali apabila kamera diarahkan pada detail bagian mulut atau hidung, gambar akan menjadi tidak fokus (Naratama, 2004:78).
Big Close Up (BCU)
Pengambilan gambar ini lebih tajam dari pengambilan gambar close up terutama untuk film horor yang menggunakan efek cahaya memantul pada sudut mata obyek.
Kedalaman pandangan mata, kebencian raut wajah, kehinaan emosi hingga keharuan adalah ungkapan-ungkapan yang terwujud dalam komposisi gambar ini.
Sementara untuk produksi talk show dan kuis, shot ini digunakan terutama untuk menggambarkan reaksi penonton yang larut dalam pembicaraan talk show di studio.
Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi big close up sudah mewujudkan semuanya. Pada pengambilan gambar ini, depth of field akan sulit didapatkan, namun bagi sutradara televisi, kekurangan ini dianggap sebagai kekuatan, karena gambar yang tidak fokus akan memiliki nilai artistik tersendiri (Naratama, 2004:77).
Close Up (CU)
Shot yang menampilkan objek pada gambar lebih dekat. Misalnya dari batas bahu sampai atas kepala.
Pengambilan gambar close up ini, biasanya menampilkan identifikasi psikologi sebuah karakter yang memerlukan perkuatan rincian detail berbagai aksi.
Tampilan seperti ini ditayangkan, pada saat penonton diharuskan untuk menghadapi obyek utama, dan membuat hubungan tersendiri antara obyek dengan diri mereka secara psikologis.
Identifikasi dalam bentuk pengambilan gambar close up ini adakalanya membuat pengambilan gambar menjadi berefek klaustropobik terhadap penonton.
Pengambilan gambar close up ini menekan ruang secara jelas, dan memberi batasan yang jelas antara penampilan aktor dan perasaan yang ditimbulkan oleh aktor dari bahasa tubuhnya.
Pengambilan gambar seperti inilah yang membuat penampilan atau kualitas seorang aktor memainkan mimiknya menjadi hal yang penting.
Pengambilan gambar secara close up berguna juga  untuk menekankan detil. Hal ini juga sangat penting dalam hubungannya dengan fungsinya yang terutama untuk menciptakan ketegangan.
Medium Close Up (MCU)
Medium close up, dapat dikategorikan sebagai komposisi “Potret setengah badan”, dengan background yang masih dapat dinikmati. Pengambilan gambar ini memperdalam gambar dengan lebih menunjukkan profil dari obyek yang direkam.
Tampilan background menjadi hal kedua yang diperhatikan. Yang terpenting adalah profil, bahasa tubuh dan emosi tokoh utama dalam bingkai gambar ini dapat terlihat dengan jelas (Naratama, 2004:76).
Medium Shot (MS)
Medium shot menampilkan gambar yang lebih memberikan detail pada manusia, karena gambaran yang diambil adalah gambaran yang menampilkan bagian tubuh dari pinggang keatas, hingga bisa menampakkan detil yang lebih jelas dari pada penampakan gambar yang menampilkan keseluruhan tubuh.
Medium Shot biasanya mengambil tampilan pada saat dua orang berbicara, sehingga bisa membuat penonton merasa berada sejajar dengan orang yang ditampilkan.
Medium Long Shot (MLS)
Pengambilan gambar medium long shot seringkali dipakai untuk memperkaya keindahan gambar. : medium long shot menampilkan obyek dalam jarak yang cukup dekat dengan penonton, akan tetapi tetap menunjukkan bahasa tubuh subjek secara jelas  (Naratama, 2004:75).
Long Shots
Untuk mengikuti area yang lebar atau ketika adegan berjalan cepat Untuk menunjukkan dimana adegan berada/menujukkan tempat
Untuk menujukkan progres Untuk menjukkan bagaimana posisi subjek memiliki hubungan dengan yang lain

Very Long Shot (VLS)
Very long shot adalah pengambilan gambar yang panjang, jauh dan luas yang lebih kecil dari extreme long shot.  Biasanya gambar-gambar yang diambil dengan VLS ini ditampilkan dalam film layar lebar.
Utamanya pada gambar-gambar opening scene atau bridging scene, untuk menggambarkan adegan kolosal atau banyak objek misalnya adegan perang di pegunungan, adegan metropolitan dan sebagainya (Naratama, 2004:75).
Extreme Long Shot (ELS)
Shot ini digunakan apabila gambar yang ingin diambil adalah gambar yang sangat-sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar.
Biasanya digunakan untuk memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita. Extreme long shot digunakan untuk komposisi gambar indah pada sebuah panorama (Naratama, 2004:73).
KNEE SHOT
Shot yang menampilkan sebatas lutut sampai dengan atas kepala
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang/objek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku atau dibelakang objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame.
Sementara obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
POV (Point Of View)
Kamera sebagai sudut pandang pelaku atau subjek gambar (sudut pandang orang pertama).
SUDUT PENGAMBILAN KAMERA
1. High Angle
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
2. Normal Angle (Eye level)
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
3. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
GERAKAN KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

 Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
 Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting    
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
 
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.

Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
 
Follow
Kamera mengikuti obyek bergerak searah

Tips Merekam Video Dengan Sempurna

  1. Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
  1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
  2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
  3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
  4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
  5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
  6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
  7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaiknya  sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.  
  8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:
  • Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
  • Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
  • Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
  • Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
  • Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
  • Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
  • Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
  • Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity  









    LONG SHOOT
    Camera Position itu dibagi-bagi menjadi beberapa jenis, sebelum tau jenis-jenisnya apa saja, kita perlu dulu pengertian dari Camera Position, Camera Position adalah yaitu Pergerakan camera atau objek pada Z-axis/perubahan focal length pada saat proses recording.
    ini jenis-jenisnya
    a. Extreme Long Shot, Pergerakan camera yang akan memperlihatkan situasi disekitar secara luas/sangat luas, sehingga objek akan menjadi kecil.
    b. Very Long Shot, pergerakan camera yang akan memperlihatkan situasi disekitar secara luas, tetapi area pada long shot lebih sempit dari pada extreme long shot
    c. Long Shot, pergerakan camera yang akan memperlihatkan objek lebih dari 1/tunggal saja. Dan area untuk background masih ada.
    d. Medium Long Shot, pergerakan camera yang menampilkan keseluruhan badan objek dari kaki sampai kepala. Shot ini digunakan untuk menampakkan aktifitas yang dilakukan objek.
    e. Medium Shot, pergerakan camera yang menampilkan objek dari lulut sampai kepala objek. Ini digunakan untuk Menampakkan gesture.
    f. Medium Close Up, pergerakan camera dimana objek akan tampak dari dada sampai kepala. Sinematografer sering menggunakan untuk menampilkan emosi secara terurai
    g. Close Up, pergerakan camera yang akan menampakkan seluruh bagian wajah. Shot ini untuk menampilkan ekspresi dari objek.
    h. Big Close Up, pergerakan camera yang menampilkan salah satu bagian tubuh objek. Ini digunakan mempertegas ekspresi dan penyampaian emosi secara kuat.

    1 Sementara Camera Angle adalah Posisi camera terhadap objek yang sedang diambil gambarnya. Sama halnya dengan camera range, camera position juga memiliki beberapa jenis seperti,
    a. Front View, posisi camera yang berada didepan objek, sehingga objek dapat terlihat secara langsung.
    b. Profile View, posisi camera yang berada pada Z-axist objek dan objek terlihat dari samping.
    c. Half View, posisi camera antara front view dan profile view. Ini digunakan untuk menampilkan emosi dan aktivitas.
    d. Back View, posisi camera berada dibelakang objek dan hanya terlihat punggung objek.




Minggu, 27 Oktober 2013

ASPECT RATIO

Saat ini ada 6 aspect ratio yang dikenal dalam dunia fotografi diantaranya:
1. 1:1:
Aspect ratio berbentuk persegi ini memiliki lebar dan tinggi dengan hitungan sebanding. Sekarang aspect ratio ini kembali banyak digunakan oleh aplikasi foto pada perangkat smartphone setelah Instagram mempopulerkannya. Tapi sebelum populer oleh Instagram, aspect ratio 1:1 merupakan ukuran standar dari kamera Hasselblad yang memiliki ukuran 6x6cm.
2. 5:4:
Aspect ratio 5:4 biasanya digunakan pada kamera large format dan kamera yang menggunakan film yang berbentuk lembaran. Kebanyakan ukuran foto yang dihasilkan memiliki ukuran 8×10 inci.
Contoh aspek rasio 4:3
3. 4:3:
Media penyiaran TV dan video umumnya menggunakan aspek rasio ini dengan ukuran atau resolusi 640×480 pixel. Kamera bersensor kecil dan kamera saku yang mengusung sistem sensor CCD umumnya menggunakan aspect ratio ini. Tidak hanya itu saja, kamera dengan ukuran sensor four third atau 4/3 dan kamera micro four Third (MFT) juga paling banyak menggunakan format ini. Pada kamera medium format, aspect ratio 4:3 juga dikenal pada kamera medium format “645″ yang sebenarnya merujuk pada ukuran hasil foto berdimensi 6×4.5cm.
4. 3:2:
Aspect ratio ini mulai populer dan digunakan ketika Oskar Barnack memutar film negatif menjadi 90 derajat dan menggandakan lebar frame sehingga menghasilkan film negatif berukuran full frame 24x36mm yang sama seperti film yang digunakan kamera format 35mm. Hampir semua DSLR masa kini yang menggunakan ukuran sensor besar menggunakan format 3:2 ini.
contoh aspek rasio 16:9
5. 16:9:
16:9 bukanlah aspect ratio yang sesungguhnya atau lazim digunakan di kamera digital. Tapi bukan berarti aspect ratio ini tidak dapat digunakan. Beberapa fotografer menggunakannya untuk memberikan nuansa sinematik pada hasil foto.
6. 2.35/2.40:1:
Ini adalah aspect ratio yang paling lebar dan sangat jarang digunakan pada dunia fotografi. Hal tersebut dikarenakan saat ini belum ada kamera digital yang mendukung aspect ratio ini. Karena memiliki ukuran yang sangat lebar, jika di-crop ke aspect ratio 4:3, maka setengah dari gambar Anda akan terbuang. Aspect ratio ini dapat dijumpai pada film untuk keperluan film layar lebar.
Simulasi komposisi dan aspect ratio
Disadari atau tidak, aspect ratio sebenarnya sangat mempengaruhi komposisi sebuah foto. Dengan memahami aspek rasio maka Anda akan dapat lebih mudah menghasilkan foto dengan komposisi yang lebih baik. Penggunaan aspect ratio yang berbeda mempengaruhi hasil foto dengan komposisi yang berbeda juga. Untuk mempermudah Anda memahami komposisi berkaitan dengan aspect ratio, perhatikan simulasi gambar sederhana berikut ini yang menggambarkan komposisi elemen pada sebuah foto yang digambarkan dengan gambar lingkaran..
 Contoh gambar Aspect Ratio

aspect ratio








      
Type of shoot